Senin, 01 Februari 2021

Tentang Kata dan Rasa

 

Pendusta Hati

 

Terima kasihku untukmu wahai penghibur hati yang sepi.

Pengisi kekosongan hati ini.

Terima kasih karna pernah mengajarkan bagaimana pertemuan bisa seberkesan itu.

Terima kasih pernah membuat garis senyum dan tawa di bibirku.

Terima kasih karna kamu, aku menjadi tahu berbagai macam rasa di hati.

Mulai dari rasa sayang lalu perlahan berubah menjadi rasa yang lebih rumit lagi.

Seketika aku sampai juga ke rasa paling akhir.

Ya, rasa patah hati, kehilangan, dan merindu.

Bukan merindu kamu yang jauh disana.

Tetapi rindu kenangan bersamamu.

Kenangan akan sosokmu yang tak bisa digambarkan oleh pelukis ternama.

Kenangan yang sulit dilukiskan oleh kata-kata.

Kenangan yang akan selalu membekas di jiwa.

Kenangan yang hanya akan menjadi angan-angan semata.

Walau kehadiranmu bagaikan angin yang berlalu, jejakmu takkan mungkin hilang terhapus waktu.

Karna sejatinya kamu dan semua kenangan tentangmu sudah terlalu membekas dihati.

Ribuan air mata kerinduan disertai bantuan sang waktu bahkan tidak cukup untuk menghapus jejakmu itu.

Mungkin kedengarannya aku selalu berkata “tidak”.

Tapi hati ini selalu berkata apa adanya layaknya peminta-minta yang selalu berkata “iya, iya, dan iya”.

Bibir ini mungkin bisa berkata bohong sesukanya.

Tapi hatiku terus saja menyangkalnya.

 _________________________________

26 Juli 2017

By : Ayuni Setianingrum

Note : Telah terbit di wattpad.com/ayuningrumst dengan judul yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Kata dan Rasa