Selasa, 09 Februari 2021

The Story of Life

 

Bebas

 

Alkisah seorang gadis yang tengah beranjak dewasa diam termenung.

Menatap pemandangan yang selama ini biasa Ia saksikan.

Bangunan-bangunan yang hampir sama persis bentuknya dengan tempat yang Ia tinggali terasa berbeda.

Lampu-lampu di dalam terlihat menyala dan dilihatnya beberapa orang tengah bercakap-cakap lalu menghilang ditelan temaramnya malam.


Ia menengadahkan kepala.

Langit seolah paham betul keinginan diri.

Ia melangkahkan kaki dan sejenak berhenti.

Mengarahkan tangan menggenggam gagang pintu.

Senyumnya seketika pudar.

Keraguan kembali mendera.

Badannya luruh.

Cairan bening perlahan mengalir di pipi.

Dalam diam masih memeluk lutut.

Tubuhnya bergetar hebat.

Diluar sana mereka berkata bahwa senyum dan tawa ini merupakan kebahagiaan diri.

Nyatanya semua hanyalah omong kosong.

Dibukanya topeng yang selama ini Ia kenakan.

Menyisakan wajah asli yang selama ini disembunyikan.

Tak seorangpun tahu

Tak seorangpun memahami.

Jiwa dan raganya bertolak belakang dengan hati dan pikiran.

Lelah kian melanda.

Akibat diri ini yang tidak pernah jujur.

Diri ini sudah terlalu banyak mengeluarkan kepalsuan yang justru berbalik menjadi bumerang.

Kini Ia kalah dan menyerah.

Sadar bahwa menjadi diri sendiri jauh lebih baik dibandingkan hidup bagai orang lain.

Bahkan cermin saja menertawakan tingkahnya yang terus menerus bersembunyi.

Tidak ingin terus tersiksa.

Ia kembali melangkah, membuka pintu dengan perlahan.

Memijakkan kaki keluar ruangan untuk pertama kalinya.

Sebelum benar-benar pergi dan menutup pintu, Ia sempat tersenyum sangat manis sembari menatap topeng yang meraung-raung seolah tidak ingin dicampakkan.

Sekarang Ia tidak lagi peduli.

Ia benar-benar pergi meninggalkan topeng yang selama ini menjadi perisai palsunya.

Senyuman, tawa, dan kebahagiaan yang tulus terpancar dari paras cantiknya.

Tidak peduli bagaimana pandangan orang, Ia terus melangkah melintasi berbagai halangan dan juga rintangan.

Perlahan-lahan sosok gadis itu pun menghilang.

Bersamaan dengan bebasnya beban hati dan pikiran.


_________________________________

 

28 Januari 2021

Fyi: Tulisan ini juga sudah di publish di wattpad.com/ayuningrumst dengan judul yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Kata dan Rasa