Senin, 30 November 2020

The Story of Life

 

"Teruntuk pemendam rasa yang tak tersampaikan"

 

Obsesi (Pemendam Rasa)

 

Cinta

Satu kata berarti banyak makna

Tak ada satu pun kalimat yang dapat melukiskan indahnya

Tanpa diundang ia hadir di tengah-tengah kehidupan kita


Cinta itu rumit

Sulit untuk menolak rasa indah itu


Ketika cinta datang bersama denganmu.. aku bahagia

Hingga lupa akan segalanya


Ingin ku ungkapkan rasa

Tapi aku tak tahu apakah aku siap akan kenyataan yang ada


Akankah engkau memilki rasa yang sama?


Aku lebih memilih untuk diam dan memendam segalanya


Entah sudah berapa lama aku bersembunyi dibalik topeng persahabatan

Aku tak tahan

Sungguh tak tahan


Tahukah kamu bahwa aku sudah cukup bosan menyebut namamu di setiap sujudku?


Sadarkah kamu bahwa pertemuanku denganmu terasa bagaikan keajaiban?


Ah.. semua ini hanya kesemuan belaka.


Kamu datang diiringi oleh sejuta impian dan harapan yang sayangnya belum tentu kamu realisasikan bersama dengan diriku


Dahulu aku berpikir hanya melihatmu dari jauh.. aku bahagia

Namun sekarang tidak lagi

Rasa ingin memiliki itu hadir


Aku memaksakan kehendakku

Aku tak peduli lagi.. yang aku tahu aku inginkanmu berada di sisiku

Meskipun jarak ikut andil menjadi penghalang di antara kita


Obsesiku untuk memiliki dirimu membuatku buta

Hingga tak sadar akan segala yang ada


Aku tertampar realita

Hatiku hancur ketika tahu apa yang aku inginkan dan impikan tidak sesuai dengan kenyataan


Ya.. aku marah

Aku sempat marah kepada Sang Khalik

Mengapa ia tidak merestui cinta ini?

Mengapa ia tega mematahkan cinta yang bahkan baru saja aku rasakan?

Apakah aku tidak cukup pantas untuk memiliki dirimu?


Ah.. aku bodoh.

Benar-benar bodoh.

Bagaimana mungkin Sang Pencipta akan merestui jalan yang salah ini?


Aku terlalu mencintai makhluk ciptaan-Nya

Tanpa peduli Sang Pencipta cemburu melihat aku yang terlalu berharap pada hal selain diri-Nya


Aku bahkan berusaha mengatur Rab-ku agar menyatukan aku dengan dirimu


Ini tidak benar

Ini salah

Ini bukan lagi cinta

Cinta yang ku kenal bukanlah seperti ini


Ini gila

Aku gila


Tetapi aku tetap saja keras kepala

Hatiku bahkan sudah mati rasa


Tidak cukup disitu saja

Untuk kesekian kalinya aku kembali ditampar realita


Kamu yang kucintai begitu dalamnya telah pergi bersama dia


Dia yang bahkan aku sendiri tak tahu datangnya darimana

Dia yang telah memilikimu seutuhnya

Dia yang telah menerima sumpahmu di hadapan Sang Pencipta

Dia yang kamu sematkan logam mulia di jari manisnya


Aku hancur sehancur-hancurnya

Aku kecewa untuk kesekian kalinya


Aku berlari tak tentu arah untuk menghilangkan rasa sesak ini


Aku kembali bersimpuh di hadapannya

Menengadahkan kedua tanganku sejajar dengan dada

Hingga tak terasa air mata mengalir dengan derasnya


“Ya Rabbi.. kenapa seperti ini? Kenapa semua tidak sesuai dengan apa yang aku bayangkan?”


Lagi dan lagi

Aku merasa takdir tengah bercanda kepadaku


Cukup sudah

Sejak awal semua sudah salah


Bukannya aku ingin menyalahkan cinta

Karna cinta tidak pernah salah


Aku bahagia cinta itu ada

Hanya saja aku yang tidak bisa mengendalikan hadirnya


Andai saja aku tak pernah bereskpektasi tinggi

Aku mungkin tidak akan sekecewa ini


Andai saja aku tak terlalu mencintaimu

Aku mungkin tidak akan sesakit ini


Ingin ku putar waktu tapi tak mungkin

Penyesalan selalu ada di akhir


Kini aku berusaha menerima apa yang terjadi

Aku tak lagi menyalahkan Rab-ku


Hal ini justru membuka mataku sepenuhnya

Bahwa kamu bukanlah takdirku

Bahwa kamu bukanlah orang yang  dipilih Sang Khalik untuk bersanding denganku

Bahwa kamu bukanlah orang yang berhak menerima cinta sejati diriku


Karna sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla yang paling berhak akan cinta sejati dalam hidupku


Bukan kamu


_________________________________

Friday, 27 November 2020

Fyi: Tulisan ini juga sudah di publish di wattpad.com/ayunigrumst dengan judul yang sama.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Kata dan Rasa