"Teruntuk pemendam rasa
yang tak tersampaikan"
Obsesi (Pemendam Rasa)
Cinta
Satu kata berarti banyak makna
Tak ada satu pun kalimat yang dapat melukiskan
indahnya
Tanpa diundang ia hadir di tengah-tengah kehidupan
kita
Cinta itu rumit
Sulit untuk menolak rasa indah itu
Ketika cinta datang bersama denganmu.. aku bahagia
Hingga lupa akan segalanya
Ingin ku ungkapkan rasa
Tapi aku tak tahu apakah aku siap akan kenyataan yang
ada
Akankah engkau memilki rasa yang sama?
Aku lebih memilih untuk diam dan memendam segalanya
Entah sudah berapa lama aku bersembunyi dibalik topeng
persahabatan
Aku tak tahan
Sungguh tak tahan
Tahukah kamu bahwa aku sudah cukup bosan menyebut
namamu di setiap sujudku?
Sadarkah kamu bahwa pertemuanku denganmu terasa bagaikan
keajaiban?
Ah.. semua ini hanya kesemuan belaka.
Kamu datang diiringi oleh sejuta impian dan harapan
yang sayangnya belum tentu kamu realisasikan bersama dengan diriku
Dahulu aku berpikir hanya melihatmu dari jauh.. aku
bahagia
Namun sekarang tidak lagi
Rasa ingin memiliki itu hadir
Aku memaksakan kehendakku
Aku tak peduli lagi.. yang aku tahu aku inginkanmu
berada di sisiku
Meskipun jarak ikut andil menjadi penghalang di antara
kita
Obsesiku untuk memiliki dirimu membuatku buta
Hingga tak sadar akan segala yang ada
Aku tertampar realita
Hatiku hancur ketika tahu apa yang aku inginkan dan
impikan tidak sesuai dengan kenyataan
Ya.. aku marah
Aku sempat marah kepada Sang Khalik
Mengapa ia tidak merestui cinta ini?
Mengapa ia tega mematahkan cinta yang bahkan baru saja
aku rasakan?
Apakah aku tidak cukup pantas untuk memiliki dirimu?
Ah.. aku bodoh.
Benar-benar bodoh.
Bagaimana mungkin Sang Pencipta akan merestui jalan
yang salah ini?
Aku terlalu mencintai makhluk ciptaan-Nya
Tanpa peduli Sang Pencipta cemburu melihat aku yang
terlalu berharap pada hal selain diri-Nya
Aku bahkan berusaha mengatur Rab-ku agar menyatukan
aku dengan dirimu
Ini tidak benar
Ini salah
Ini bukan lagi cinta
Cinta yang ku kenal bukanlah seperti ini
Ini gila
Aku gila
Tetapi aku tetap saja keras kepala
Hatiku bahkan sudah mati rasa
Tidak cukup disitu saja
Untuk kesekian kalinya aku kembali ditampar realita
Kamu yang kucintai begitu dalamnya telah pergi bersama
dia
Dia yang bahkan aku sendiri tak tahu datangnya darimana
Dia yang telah memilikimu seutuhnya
Dia yang telah menerima sumpahmu di hadapan Sang Pencipta
Dia yang kamu sematkan logam mulia di jari manisnya
Aku hancur sehancur-hancurnya
Aku kecewa untuk kesekian kalinya
Aku berlari tak tentu arah untuk menghilangkan rasa
sesak ini
Aku kembali bersimpuh di hadapannya
Menengadahkan kedua tanganku sejajar dengan dada
Hingga tak terasa air mata mengalir dengan derasnya
“Ya Rabbi.. kenapa
seperti ini? Kenapa semua tidak sesuai dengan apa yang aku bayangkan?”
Lagi dan lagi
Aku merasa takdir tengah bercanda kepadaku
Cukup sudah
Sejak awal semua sudah salah
Bukannya aku ingin menyalahkan cinta
Karna cinta tidak pernah salah
Aku bahagia cinta itu ada
Hanya saja aku yang tidak bisa mengendalikan hadirnya
Andai saja aku tak pernah bereskpektasi tinggi
Aku mungkin tidak akan sekecewa ini
Andai saja aku tak terlalu mencintaimu
Aku mungkin tidak akan sesakit ini
Ingin ku putar waktu tapi tak mungkin
Penyesalan selalu ada di akhir
Kini aku berusaha menerima apa yang terjadi
Aku tak lagi menyalahkan Rab-ku
Hal ini justru membuka mataku sepenuhnya
Bahwa kamu bukanlah takdirku
Bahwa kamu bukanlah orang yang dipilih Sang Khalik untuk bersanding denganku
Bahwa kamu bukanlah orang yang berhak menerima cinta
sejati diriku
Karna sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla yang paling
berhak akan cinta sejati dalam hidupku
Bukan kamu
_________________________________
Friday,
27 November 2020
Fyi:
Tulisan ini juga sudah di publish di wattpad.com/ayunigrumst dengan judul yang
sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar